Tentang High Key dan Low Key Pada Fotografi
Saat melihat sebuah foto high key, kamu akan melihat dua hal yang pasti di dalamnya – selain mood ceria. Pertama, fotonya terang. Benar, untuk menciptakan sebuah foto high key, kamu perlu mengatur EV (Exposure Value atau Exposure Compensation) ke angka tinggi. Hal berikutnya yang pasti pada foto high key adalah kurangnya kontras. Selain warnanya terang, kamu juga akan melihat bahwa kecerahannya merata di seluruh foto. Hal ini bisa dihasilkan dengan secara hati-hati mengatur pencahayaan (atau editing pada post-process.) Hal ketiga yang perlu diperhatikan adalah kurangnya bagian gelap. Bayangan yang dimunculkan oleh objek dihilangkan oleh pencahayaan di lokasi.
Berlawanan dengan high key adalah foto low key. Pada foto jenis ini warnanya lebih gelap, dan tone yang dominan biasanya hitam. Akan ada banyak bagian gelap dalam foto low key. Garis-garis kontur umumnya mendapat porsi lebih pada foto jenis ini dan ditonjolkan dengan highlight. Foto-foto low key juga bisa dikenali dengan banyaknya kontras yang ditampilkan. Yang paling jelas adalah rim light, yaitu cahaya yang mengelilingi objek dan menerangi hanya lekukan pada tepi objek. Sehingga kontrasnya muncul antara bentuk yang gelap dengan kontur yang terang.
Setelah melihat dua contoh yang berlawanan diatas, kamu pasti bisa menyimpulkan bahwa foto high key sangat kaya dengan warna putih tapi sedikit sekali menampakkan detil. Sementara foto low key hampir seluruhnya hitam dan menonjolkan detil lekuk yang lebih banyak dari subjek. Kebanyakan dua teknik pencahayaan ini digunakan pada portrait hitam dan putih, tapi banyak juga still life yang memanfaatkan mood dari keduanya. High key biasanya cocok untuk foto-foto yang feminin, lembut, ceria, segar. Dan low key akan memberi kesan keras, dalam, murung, kuat, tegas, dan semacamnya.
Comments
Post a Comment